Manfaat Membangun Personal Branding

Di artikel ini kita akan membahas akan membahas manfaat dari personal branding.

Banyak orang yang berpendapat bahwa membangun personal branding hanya bermanfaat untuk mengejar karir saja. Namun, sebenarnya personal branding memiliki banyak manfaat lain, termasuk terhadap kehidupan personal maupun profesional.

Personal branding sendiri dapat terbentuk secara alamiah maupun dibentuk secara sengaja demi keperluan atau kepentingan tertentu. Contohnya untuk mendapat pengakuan atas keahlian yang dimiliki, menonjolkan bakat, atau ingin dikenal sebagai seorang yang sukses dibidang tertentu.

Yuk, cari tahu apa saja manfaat dari membangun personal branding:

1. Menambah rasa kepercayaan diri

Memiliki personal branding yang baik dan kuat menjadikan seseorang lebih menonjol dan berbeda dari orang lain. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri. Memiliki rasa percaya diri yang tinggi membuat kita lebih bersemangat dan termotivasi dalam mengerjakan sesuatu. Namun, kita juga perlu berhati-hati dengan kepercayaan diri yang berlebih. Menjadi orang yang terlalu percaya diri atau overconfidence bisa dianggap tidak baik oleh orang lain sehingga persepsi terhadap diri kita akan berubah negatif.

2. Meningkatkan kredibilitas 

Kredibilitas adalah kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan dari orang lain. Memiliki kredibilitas yang baik membantu kita mendapatkan pengakuan di bidang keahlian yang kita tekuni. Jika kita sudah memiliki kredibilitas yang baik dan mampu menetapkan nama atau keahlian yang dimiliki dalam bidang tertentu, otomatis personal branding akan terbentuk dengan baik.

Kredibilitas tidak hanya berkaitan dengan seberapa mampu kita diberikan sebuah kepercayaan, tetapi juga seberapa jauh untuk bisa dipercaya. Orang lain tidak akan ragu untuk bekerjasama. Untuk itu, sebaiknya apa yang ditampilkan di media digital selaras dengan kehidupan di dunia nyata agar citra atau image yang sudah dibangun tidak terlihat seperti dibuat-buat atau berbohong.

3. Membuka peluang baru

Manfaat lain dari membangun personal branding, yaitu membuka peluang baru yang lebih luas yang bahkan mungkin tidak terbayangkan sebelumnya. Jangan takut atau ragu menunjukan keunikan diri ke orang lain, sebab ketika kita sukses membangun citra atau image diri secara kuat dan positif, kita pun akan dikenal baik oleh orang lain. Ini dapat membuka peluang atau kesempatan yang lebih luas. Kesempatan ini bisa berupa tawaran kerja di perusahaan impian, ditawarkan untuk bekerjasama dalam suatu proyek, dan lain sebagainya.

4. Membuat orang lebih mudah percaya

Ketika reputasi terbentuk dengan baik, orang-orang akan merasa nyaman untuk bekerja sama atau memberikan kepercayaan. Orang yang memiliki citra yang baik dan positif cenderung lebih mudah diterima, dipercaya, dan orang lain pun tidak ragu lagi untuk menjalin hubungan.

5. Memperluas relasi atau koneksi

Personal branding yang baik dan positif juga membantu kita membangun relasi atau koneksi. Apalagi di era modern saat ini, semakin banyak orang menggunakan media sosial dalam kehidupan sehari-harinya. Kita dapat memanfaatkan media ini untuk memperluas relasi dan berhubungan dengan banyak orang dari berbagai kalangan. Ketika orang lain mengetahui keunggulan dan nilai diri kita, secara otomatis daya jual akan meningkat. Alhasil, kita akan dianggap sebagai salah satu orang yang potensial untuk diajak bekerjasama.

Continue Reading

Cara Bersaing Secara Sehat dengan Rekan Kerja

Persaingan merupakan hal yang biasa di tempat kerja. Di mana pun kita bekerja pasti ada saja orang-orang yang memiliki jiwa kompetitif tinggi dengan berbagai motivasi yang beragam. Persaingan di tempat kerja memang tidak bisa dihindari. Sisi positifnya, persaingan dapat meningkatkan motivasi untuk terus meningkatkan kualitas kerja. Namun, sisi negatifnya persaingan dapat menimbulkan konflik jika menjadi tidak sehat atau diam-diam saling menjatuhkan.

Agar tidak terjadi konflik kerja, bersainglah secara sehat. Hindari persaingan yang tidak sehat, misalnya dengan saling memfitnah, saling menjatuhkan, tidak kooperatif, dan tidak mau bekerjasama.

Beberapa cara di bawah ini bisa kamu gunakan untuk bersaing secara sehat:

1. Meningkatkan kualitas kerja

Seseorang yang memiliki kualitas kerja yang tinggi pastinya akan menjalani pekerjaan dengan baik. Agar dapat bersaing secara maksimal, kamu harus terus meningkatkan kualitas kerja agar tidak terlihat buruk di mata rekan lain. Fokus melatih bakat dan keahlian.

Satidaknya cari apa yang belum kamu kuasai di bidang pekerjaanmu dan kembangkan secara perlahan-lahan. Mulai memperbaiki apa yang selama ini menjadi kekuranganmu dan metonjolkan kelebihan kamu.

2. Saling membantu

Walaupun bersaing, sifat saling membantu harus menjadi prioritas dalam bekerja. Saling membantu menjadi kebaikan yang harus dijaga. Tidak selamanya rekan kerja menjadi pesaing,   bisa juga menjadi teman dalam waktu yang bersamaan, sehingga kita harus tetap menjaga hubungan baik tersebut.

Salah satunya dengan senantiasa saling manawarkan bantuan jika ada rekan kerja yang sedang mengalami kesulitan atau membutuhkan bantuan. Selain itu, sifat ini juga menjadi nilai plus untukmu sebab selain bisa menjadi penolong, kamu juga dianggap menjadi orang yang bersaing secara sehat.  Rekan kerja dan atasan akan menilai kamu  mempunyai loyalitas dan profesionalitas yang tinggi.

3. Menyingkirkan ego

Saat bersaing kita pasti selau ingin menunjukan siapa yang pekerjaannya paling baik dan layak di hadapan atasan maupun orang lain. Hal ini seringkali menimbulkan sebuah perselisihan atau konflik. Oleh karenanya ciptakan persaingan yang sehat dengan meredam dan menyingkirkan ego masing-masing.

Meskipun tidak mudah, namun kita bisa memulainya dari hal-hal kecil. Misalnya, dengan saling menghargai pendapat orang lain, saling menolong, kooperatif, dan lain sebagainya.

4. Membangun hubungan yang baik

Agar persaingan tetap berjalan sehat, kamu wajib tetap menjalin hubungan baik dengan rekan kerja. Saling mendukung, dan menjadi orang yang dapat diandalkan, bersikap ramah, sopan, dan kooperatif saat bekerja adalah ciri penting dari orang yang memiliki profesionalitas tinggi.

Dengan kamu membangun hubungan baik dengan orang-orang di sekitar, ini membantu membangun reputasi baik untukmu. Yang terpenting, jangan saling menjatuhkan atau merugikan rekan kerja lain atau mencoba merusak reputasi mereka. Fokus saja pada kekuatan dan pencapaian kamu sendiri.

5. Berdedikasi terhadap pekerjaan

Menunjukan dedikasi terhadap pekerjaan juga menjadi salah satu cara yang baik dalam bersaing secara sehat. Kamu harus selalu mengerjakan tugas dan pekerjaan dengan cermat, tepat waktu, dan dengan standar yang tinggi. Ciptakan hasil yang terlihat dan berikan kontribusi yang tinggi. Totalitas bekerja agar target yang telah direncanakan dapat berjalan dengan baik. Dari sinilah keberhasilan dan dedikasi kamu akan menarik perhatian atasan sehingga memperkuat posisi kamu dalam penilaian atasan.

Sebenarnya persaingan yang sehat dapat membuat kita keluar dari zona nyaman. Membuat kita menjadi lebih giat dalam bekerja atau mengembangkan skill kerja. Selain itu, adanya persaingan juga mendorong kita jadi lebih bertangggung jawab saat bekerja. Intinya persaingan bukanlah hal yang layak untuk ditakuti, sebaiknya persaingan menjadikan kita termotivasi untuk mengembangkan karir kedepannya.

Continue Reading

Kesulitan yang Sering Dialami Freshgraduate pada Pekerjaan Pertamanya

Mendapatkan pekerjaan pertama setelah lulus kuliah adalah hal yang sangat dinantikan oleh semua lulusan baru atau freshgraduate. Setelah berkutat dengan urusan kuliah yang sangat panjang, kemudian dinyatakan lulus tentu bukan menjadi akhir dari segalanya. Disitu, kamu akan menjalini kehidupan baru sebagai orang dewasa yang akan terjun ke dunia kerja.

Kamu akan disibukkan untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan. Mulai dari membuat CV, melamar kerja, wawancara, dan mengikuti tes-tes masuk kerja. Setelah serangkaian proses tersebut dan kamu dinyatakan diterima, hal ini akan menjadi pengalaman pertamamu untuk berkarir dan menjadi seorang karyawan.

Namun sebagai lulusan baru dan masih minim pengalaman kerja, sudah  pasti kamu akan menemui beberapa kesulitan di awal karir ini, berikut beberapa kesulitan yang mungkin dialami:

1. Culture shock

Banyak lulusan baru ‘kaget’ ketika pertama kali berhadapan dengan dunia kerja. Para freshgraduate biasanya tidak menyangka bahwa realita dunia kerja lebih kompleks dibandingkan saat kuliah atau sekolah.

Adanya tanggung jawab, budaya perusahaan, peraturan perusahaan, dan rekan kerja yang sangat berbeda saat kuliah, pasti akan membuat para fresgraduate mengalami culture shock. Selain itu, tuntutan untuk mampu bekerja baik secara sendiri maupun dengan tim akan terus ditekankan oleh atasan.

2. Kesulitan untuk beradaptasi

Setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada yang mudah dan cepat beradaptasi dengan lingkungan baru, ada juga yang sebaliknya. Ditambah lagi ini merupakan pengalaman kerja pertamamu, tentu menjadi tantangan tersendiri.

Dalam pekerjaan pertamamu ini, kamu akan dihadapkan pada lingkungan baru, peraturan baru, dan orang-orang baru. Selain itu, kamu akan diberikan tanggung jawab oleh atasan. Sekaligus juga menghadapi rekan kerja dengan karakter yang berbeda-beda. Penyesuaian atau adaptasi dengan lingkungan kerja terkadang membutuhkan waktu dan usaha.

3. Tekanan kerja

Kamu akan merasakan tekanan kerja yang berat karena belum sepenuhnya beradaptasi dengan tanggung jawab dan beban kerja yang ada. Itulah mengapa di beberapa lowongan kerja mencantumkan persyaratan agar calon karyawan mampu bekerja di bawah tekanan. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab tanggung jawab saat kuliah dan bekerja sangatlah berbeda. Ini akan menjadi tantangan tersendiri untuk bisa mengatasi hal tersebut.

4. Time management

Dalam bekerja, manajemen waktu merupakan hal yang sangat penting. Memiliki manajemen waktu yang baik dapat membantu kamu menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan menjadi lebih produktif. Namun, kamu mungkin akan bingung dan kesulitan mengatur waktu kerjamu untuk menyelesaikan pekerjaan yang mana dulu. Untuk itu, sebaiknya ada daftar atau to-do list pekerjaan, skala prioritas, dan deadline pada setiap pekerjaan dan fokus untuk menuntaskan pekerjaan tersebut.

5. Merasa kurang cocok dengan kemampuan

Dibidang kerja tertentu, ilmu yang didapatkan saat kuliah belum tentu cukup untuk langsung diaplikasikan di dunia kerja. Meskipun pekerjaan tersebut sesuai dengan jurusan yang diambil saat kuliah, teori bukanlah praktik, sehingga kamu mungkin merasa asing dengan apa yang dikerjakan. Itulah kenapa seringkali kamu merasa jika posisi yang ditempati kurang cocok atau tidak sesuai dengan kemampuan.

Walaupun kamu mengalami kesulitan atau kendala di pekerjaan pertama, kamu tidak boleh menyerah. Kamu harus terus mengembangkan diri, terus belajar dan tidak malu untuk bertanya pada rekan senior. Tidak butuh waktu lama kamu pasti bisa menguasai pekerjaan tersebut. Jadi, meskipun merasa kesulitan, anggap saja ini sebagai pengalaman berharga untuk kedepannya nanti.

Continue Reading

Tips Agar Tetap Bisa Menikmati Pekerjaan Yang Sedang Dijalani

Bekerja merupakan aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan kita. Hampir setiap hari dan sebagian besar waktu kita pun habis untuk bekerja atau berada di tempat kerja. Untuk itu sangat penting bagi kita menikmati pekerjaan yang sedang dijalani. Hal ini  bisa membuat kita merasa happy dan semangat setiap kali masuk kerja.

Sayangnya, tidak semua orang bisa menikmati pekerjaan. Menjalani pekerjaan dengan rasa terpaksa dan tidak bersemangat. Menurut penelitian dari Social for Human Resource Management yang meneliti sekelompok orang berusia 31-61 tahun mengungkapkan bahwa 71% orang merasa tidak menyukai pekerjaannya.

Nah supaya hal tersebut tidak terjadi padamu, berikut beberapa cara mudah untuk menikmati pekerjaan:

1. Cari motivasi atau tujuan

Dalam melakukan pekerjaan tentu kamu memiliki motivasi yang ingin dicapai. Untuk itu carilah motivasi yang kuat untuk diri sendiri sehingga kamu bersemangat dan bisa menikmati pekerjaan. Ada banyak alasan yang bisa memotivasi diri. Misalnya, pekerjaan ini merupakan cita-citamu sejak dulu, atau dari pekerjaan ini kamu mendapatkan banyak pengalaman atau ilmu baru, atau pekerjaan ini membantu kamu untuk membiayai pengobatan orang tua, dan berbagai alasan lainnya.

2. Memandang sisi positif dan selalu bersyukur

Satu hal penting agar kamu dapat menikmati pekerjaan adalah dengan bersyukur atas banyak hal yang kamu dapatkan dari pekerjaan. Menikmati pekerjaan bisa membuat kita lebih nyaman dan tentu bisa mendorong kita produktif. Hasil yang kita dapat pun akan lebih baik dibandingkan mengerjakan pekerjaan dengan setengan hati. Sebab setiap pekerjaan yang dilakukan dengan sepenuh hati tentu memberikan hasil yang lebih baik.

Jadi, mulai dari sekarang coba untuk belajar bersyukur dan berpikir positif dibandingkan mengeluh dan galau. Dengan sering-sering bersyukur atas pekerjaan yang kamu miliki, kamu akan menjadi lebih baik. Masih banyak orang diluar sana yang kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan.

3. Buat pekerjaan selalu fresh setiap harinya

Menghabiskan waktu berjam-jam setiap hari untuk bekerja dan berada di kantor terkadang bisa menimbulkan kebosanan dan kejenuhan. Jika ini terjadi, maka akan berdampak juga pada hasil pekerjaan yang kamu lakukan saat ini. Untuk itu, sebisa mungkin melakukan hal yang berbeda agar tercipta situasi yang lebih fresh setiap hari. Kamu juga bisa membuat daftar kegiatan yang dapat dilakukan agar dapat menambah semangat kerja.

Misalnya, kamu bisa memperbaharui penataan ruang kerja dengan nuansa yang berbeda setiap bulannya. Kamu juga bisa melakukan kegiatan yang kamu suka saat jam istirahat agar dapat mengambalikan mood. Meletakan aromatherapy, vas bunga, foto keluarga atau quote yang bisa memotivasi juga dapat menambah semangat kerja.

Itulah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menikmati pekerjaan. Menikmati pekerjaan sangat penting untuk karir. Orang yang dapat menikmat pekerjaan dan jarang merasa terkendala dapat dikatakan sebagai seseorang yang memiliki passion atau minat yang kuat pada pekerjaan. Mereka merasa senang dan bahagia saat bekerja. Menikmati apa yang mereka lakukan dan merasa puas ketika berhasil menyelesaikan tugas dengan baik.

Continue Reading

Pertimbangkan Hal-hal Ini Sebelum Memutuskan untuk Berganti Karir

Pernahkah kamu berpikir untuk mencoba berganti karir atau profesi karena merasa tidak cocok dengan pekerjaan yang saat ini sedang dijalani? Berganti karir atau berganti profesi sebenarnya merupakan hal yang cukup sering terjadi di dunia kerja. Ada banyak karyawan yang sudah bekerja selama bertahun-tahun rela meninggalkan karir yang sudah dibangun dan mencoba profesi baru.

Sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan seseorang berkeinginan untuk mengubah jalan karirnya, mulai dari merasa kurang cocok dengan profesi yang dijalani saat ini, rasa tidak puas dengan pekerjaan, ingin lebih fleksibel dalam waktu, penasaran, ingin mencoba hal baru, dan beberapa alasan lainnya.

Keinginan berganti karir sebenarnya merupakan hal yang lumrah dirasakan oleh karyawan. Meskipun begitu, berganti karir bukan hal yang mudah untuk dilakukan dan bukanlah keputusan yang bisa diambil dengan minim persiapan. Untuk itu kamu perlu mempersiapkan dan mempertimbangkan hal-hal ini sebelum memutuskan untuk mengubah karir:

1. Pahami alasanmu yang sebenarnya secara spesifik

Sebelum memutuskan berganti karir, kamu harus paham dahulu alasan sesungguhnya kenapa kamu ingin mengubah karir. Berganti karir merupakan keputusan besar. Kamu tidak bisa sembarangan atau hanya dengan alasan bosan, iseng, atau hanya ingin mencobanya saja. Apalagi ditambah dengan belum memiliki persiapan apapun.

Masih banyak orang yang belum paham dengan tujuan karir sehingga mereka cenderung memilih karir yang salah. Itulah mengapa kamu harus memiliki alasan yang tepat, meskipun dihadapkan dengan gaji besar yang kamu inginkan belum tentu karir tersebut cocok untukmu. Jangan lupa juga untuk menentukan apa sebenarnya sasaran yang ingin kamu capai dengan karir baru tersebut.

2. Memiliki rencana yang matang

Sebelum memutuskan untuk pindah karir atau berganti profesi, kamu harus membuat perencanaan yang matang. Lebih baik jika kamu tidak langsung memutuskan untuk resign dari tempat kerja yang sekarang.  

Pindah karir atau ganti bidang pekerjaan merupakan keputusan besar. Hal ini membutuhkan persiapan matang dan keberanian yang besar untuk mewujudkannya. Berpindah jalur karir juga memiliki risiko yang tinggi. Pastikan kamu sudah siap dengan segala risiko yang ada. Berani memulai semuanya dari nol atau mulai dari awal.

3. Pastikan kamu sudah memiliki skill yang di butuhkan

Pergantian karir tidak bisa sembarangan dan dibutuhkan persiapan. Oleh karena itu sebelum memutuskan untuk berganti karir, kamu harus terlebih dahulu menguasai skill apa yang akan dibutuhkan untuk karir tersebut. Ini bertujuan agar tidak terjadi kegagalan dan bisa meraih kesuksesan nantinya.

4. Siap dengan segala konsekuensi

Setiap keputusan pasti selalu memiliki konsekuensi. Begitupun saat kamu memutuskan untuk berganti karir, kamu juga harus siap dengan segala resiko yang akan di hadapi nantinya. Berganti karir tidak hanya mengubah pekerjaan saja, tetapi juga resiko atau konsekuensi. Seperti siap untuk memulai karir dari awal, mempelajari semua hal baru dari nol, beradaptasi dengan lingkungan baru, mengenal budaya kerja di tempat baru, penghasilan yang mungkin berkurang, memahami lingkungan kerja baru, dan sebagainya.

Nah sudah tahukan apa saja yang harus kamu pertimbangkan sebelum memutuskan untuk berganti karir? Semoga bermanfaat.

Continue Reading

Kelebihan Bekerja Multitasking

Saat bekerja, seringkali kita dituntut untuk dapat mengerjakan beberapa pekerjaan dalam satu waktu secara bersamaan atau sering disebut juga dengan multitasking. Multitasking kini menjadi salah satu skill yang banyak dibutuhkan dalam dunia kerja. Ini juga menjadi salah satu skill yang banyak dicari oleh perusahaan. Bahkan saat ini beberapa lowongan kerja sudah mencantumkan kemampuan multitasking yang baik dalam persyaratannya.

Lalu apa saja kelebihan dari bekerja secara multitasking, mari kita bahas satu persatu:

1. Pekerjaan menjadi cepat selesai

Multitasking berarti kamu mengerjakan beberapa pekerjaan secara bersamaan dan hal ini ternyata memiliki manfaat yang baik, yaitu pekerjaan menjadi lebih efisien dan cepat terselesaikan. Berbeda jika kamu mengerjakan satu persatu tugasmu, pasti akan membutuhkan waktu lebih lama. Untuk mempermudahmu melakukan multitasking, kamu dapat mencari pekerjaan yang serupa atau saling berkaitan agar dapat dikerjakan secara berbarengan.

2. Meningkatkan produktivitas

Multitasking juga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Kamu meng-handle beberapa pekerjaan sekaligus, dan ini sangat baik untuk performa kerjamu. Atasan dapat melihat seberapa banyak pekerjaan yang kamu selesaikan dalam waktu yang bersamaan.

3. Mencegah menunda pekerjaan

Kelebihan multitasking selanjutnya adalah dapat mecegah kamu menunda pekerjaan. Kita akan cendrung termotivasi dan semangat untuk menyelesaikan pekerjaan, jika bisa mengerjakan beberapa tugas bersamaan. Tugas cepat selesai dan tidak ada tugas yang tertunda.

Selain itu multitasking juga dapat menghindarikan kamu dari distraksi. Pikiranmu akan lebih fokus dalam menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin. Kamu tidak akan berpikir untuk membuang waktu secara percuma dengan mengerjakan hal lain di luar tugas.

4. Meningkatkan kemampuan kerja

Dikutip dari indeed.com, multitasking dapat meningkatkan kemampuan kerja. Hal ini karena kamu sudah terbiasa melakukan banyak pekerjaan dalam kurun waktu yang singkat. Selain itu, multitasking juga dapat melatih fokus dalam melakukan banyak hal. Ini memungkinkan kamu untuk mempunyai fleksibelitas dan kemampuan beradaptasi dengan baik.

Itulah beberapa manfaat multitasking. Sebenarnya kemampuan multitasking setiap orang berbeda-beda. Penerapan multitasking ini pun tergantung dengan kemampuan dan pertimbangan kamu sendiri. Kamu bisa menentukan berdasarkan kemampuanmu. Jika memang mampu, tidak ada salahnya kamu melakukan multitasking. Namun, jika kamu belum mampu atau belum terbiasa, kamu bisa melatihnya.

Continue Reading

Cara Menghadapi Tekanan Kerja

Sebagai seorang yang terjun ke dunia kerja, beban dan tuntutan pekerjaan tentu akan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Terkadang ada saatnya kita dituntut untuk mengejar target, memenuhi deadline, bahkan mangatasi konflik dan semua itu menuntut untuk mampu bekerja di bawah tekanan. Menghadapi tekanan dalam bekerja sebenarnya adalah hal yang biasa dalam bekerja, namun tidak semua orang siap menghadapinya.

Kemampuan bekerja di bawah tekanan kini menjadi salah satu skill yang harus dikuasai oleh seorang pekerja. Di satu sisi, bekerja di bawah tekanan dapat memotivasi diri untuk memaksimalkan kualitas kerja dan memenuhi target yang diharapkan. Disisi lain, jika berlebihan juga tidak baik karena dapat memicu stres dan justru mengakibatkan hasil pekerjaan yang kurang memuaskan.

Nah, agar kamu dapat menghadapi situasi kerja yang penuh tekanan, beberapa hal ini dapat kamu terapkan:

1. Fokus menyelesaikan tugas

Daripada mengeluh dengan banyaknya tekanan kerja, lebih baik kamu fokus dalam menyelesaikan tugas agar bisa selesai dengan baik dan tepat waktu. Cobalah untuk menyelesaikan satu tugas dalam satu waktu, agar kamu bisa lebih berkonsentrasi dan tugas pun selesai secara maksimal. Jangan mengerjakan banyak hal secara bersama sekaligus. Adakalanya mengerjakan banyak hal dalam satu waktu secara bersamaan malah akan berdampak negatif.

2. Berusaha untuk tetap tenang

Bekerja di bawah tekanan tentu bukan hal yang mudah. Namun, jika kamu mampu bersikap tenang dalam berbagai situasi, ini akan membantumu berpikir lebih jernih. Dengan berpikir lebih jernih, kamu dapat menyelesaikan tugas atau masalah yang di hadapi dengan lebih baik dan bijaksana. Oleh karena itu, latih dan biasakan dirimu untuk bersikap tenang dalam berbagai situasi. Coba kerjakan tugas secara perlahan tapi pasti dan beri jeda otakmu untuk beristirahat sejenak.

3. Membuat skala prioritas

Tulis jadwal tugas dan waktu deadline dari setiap tugas yang harus kamu lakukan di agendamu. Nilai setiap tugas yang diberikan atasan dengan menentukan skala prioritasnya, apakah harus segera dikerjakan atau tidak. Untuk hal ini kamu, dapat berdiskusi dengan atasan atau rekan kerjamu. Berusaha untuk tetap fokus dengan apa yang sudah kamu agendakan dan jangan ragu untuk menolak tugas tambahan yang tidak masuk kedalam skala prioritasmu.

4. Jadikan tekanan kerja sebagai tantangan

Tugas yang berat dan menekan memang terkadang membuat kita menjadi mudah stres dan akibatnya performa kerja menjadi kurang maksimal. Untuk itu sangat penting kita mengubah mindset bahwa tekanan kerja adalah beban, tetapi jadikan tekanan kerja sebagai kesempatanmu untuk mengembangkan diri. Hal ini dapat memicu kamu fokus untuk mengerjakan tugas secara optimal dan tidak menjadikan tekanan kerja sebagai musuh.

Demikianlah beberapa hal yang dapat kamu terapkan jika kamu sedang bekerja di bawah tekanan, dan semoga tips-tips di atas dapat membantumu dalam menghadapi tekanan kerja.

Continue Reading

Mengubah Mindset untuk Kemajuan Karir

Mindset adalah kumpulan pemikiran yang terbentuk sesuai dengan pengalaman dan keyakinan seseorang sehingga mempengaruhi perilaku dan cara berfikir seseorang dalam menentukan sikap hingga pandangannya. Setiap orang memiliki mindset yang berbeda-beda sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal maupun eksternal. Seperti kepribadian, lingkungan, keluarga, pendidikan, dan pengalaman hidupnya.

Tahukah kamu? Mindset mempengaruhi segala hal dalam hidup. Mulai dari apa yang kamu rasakan, yang kamu pikirkan, hingga bagaimana kamu bertindak dan bereaksi terhadap dunia di sekitar kamu. Seperti kata pepatah ‘kamu adalah apa yang kamu pikirkan.’ Saat kamu mengubah mindsetmu semua hal diluar itu akan ikut berubah. Mindset juga berperan penting dalam menentukan pencapaianmu.

Selain itu, mindset menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan seseorang, selain kerja keras, pengalaman, skill, network, dan lain sebagainya. Beberapa penelitian mengatakan bahwa kesuksesan seseorang 80% adalah mindset dan 20% sisanya adalah skill.

Menurut seorang psikolog dari Stanford, Carol Dweck pola pikir berperan penting dalam menentukan pencapaian seseorang. Maka dari itu agar karir kamu mengalami kemajuan maka mulailah berpikir positif dan membangun mindset sebagai orang sukses. Orang-orang yang sukses rata-rata memiliki pola pikir yang unik dan berbeda dibandingkan dengan orang kebanyakan. Perbedaan mindset inilah yang membuat ada sebagian orang yang melakukan hal yang sama, namun memiliki hasil yang berbeda.

Lalu bagaimana mengubah mindset untuk kemajuan karir?

Yang pertama kamu bisa lakukan, mulai mengenali dan mempelajari mindset atau pola pikir kamu sendiri. Mulailah mengenal dan mempelajari pola pikir sendiri, apakah sering berpikir positif atau negatif. Memiliki mindset yang baik maka bisa membuat hidupmu lebih baik lagi.

Lalu langkah selanjutnya berani mengambil tantangan. Jika kamu pernah membuat kesalahan maka jangan berkecil hati. Membuat kesalahan bukan sesuatu yang memalukan, kadang hal tersebut malah bisa menjadi pembelajaran untukmu. Dengan berani mengambil tantangan akan menjadikan diri kamu jauh lebih baik. Kamu menjadi terlatih mengalami berbagai tantangan atau rintangan yang menghadang.

Tahap selanjutnya adalah mau terus berusaha. Jika kamu merasa kesulitan dalam menjalankan tugas atau pekerajaan tertentu, maka tanamkan di pikiranmu bahwa kamu hanya ‘belum bisa’ bukan ‘tidak bisa.’ Dengan menggunakan kata ‘belum’ akan membuka sebuah kesempatan untuk belajar.

Dan yang terakhir untuk mengubah mindset adalah cari hal yang dapat memotivasi diri. Selain dari dalam diri mu, kamu juga dapat mengatur mindsetmu melalui faktor eksternal. Seperti, kamu bisa mendengarkan seminar dari tokoh-tokoh inspirasi, membaca buku, membaca kutipan inspirasi yang bisa membantumu termotivasi atau hal lain diluar diri yang bisa membantu termotivasi.

Continue Reading

Lima Manfaat Menyusun Tujuan Karir yang Perlu Kamu Tahu

Semua orang tentu memiliki tujuan dalam karir yang ingin dicapai di kemudian hari. Tujuan karir adalah harapan dan rencana yang dibuat untuk mencapai apa yang ingin didapatkan di masa mendatang. Menyusun dan menentukan tujuan karir merupakan hal yang sangat penting ketika memasuki dunia kerja karena dapat membuat karir menjadi lebih terarah.

Sebuah penelitian menunjukan bahwa seseorang yang memiliki tujuan karir yang spesifik memiliki kemungkinan untuk berhasil yang lebih besar. Menyusun tujuan karir di awal akan membantu kita dalam menentukan langkah-langkah untuk mengembangkan karir, sehingga kita bisa lebih fokus untuk mencapainya.

Berikut lima manfaat menyusun tujuan karir:

1. Dapat menyiapkan diri

Dengan meyusun tujuan karir, kita mempunyai waktu untuk mempersiapkan diri dan menggunakan waktu tersebut untuk menguasai dan mengembangkan skill dan kompetensi yang dibutuhkan. Selain itu kita juga dapat menanyakan pada diri sendiri, karir seperti apa yang diinginkan dan yang ingin dicapai.

Setelah itu kita bisa mulai menyiapkan diri dengan menciptakan visi karir yang ideal. Kita dapat mencari tahu kelebihan dan kekurangan kita. Bagaimana kelebihan dan kekurangan tersebut dapat mempengaruhi karir, sehingga kita dapat melakukan evaluasi.

2. Dapat melakukan riset terhadap pilihan karir yang ingin dituju

Setelah memiliki gambaran seputar pilihan karir, kita dapat melakukan riset terhadap karir tersebut dari sumber-sumber yang terpercaya. Dengan melakukan riset, maka kita akan mendapatkan gambaran pekerjaan yang cocok dan sesuai dengan keahlian dan passion.

Setelah melakukan semua hal ini, inilah saatnya untuk membuat pilihan karir yang akan dijalankan. Segera pilih pekerjaan yang bisa memberikan kepuasan berdasarkan informasi yang sudah dikumpulkan.

3. Dapat menentukan target yang ingin dicapai

Kamu bisa menentukan gambaran yang jelas dari rencana dan target yang ingin dicapai, baik target jangka pendek maupun jangka panjang. Misalnya saat ini kita bekerja di bidang marketing sebagai staf, dalam kurung waktu 2-3 tahun kedepan kita sudah harus memiliki tujuan yang jelas kemana karir selanjutnya, apakah tetap di bidang yang sama atau tidak.

Jika memang suka dengan bidang tersebut, kita bisa merencanakan hal- hal yang dapat mendukung karir kedepannya. Seperti meningkatkan jenjang pendidikan atau mengambil kelas -kelas singkat atau kursus. Begitupun sebaliknya, jika bidang yang ditekuni saat ini kurang cocok, tentu kita harus memikirkan alternatif lainnya.

4. Dapat meminta masukan/pendapat orang lain

Menganalisa kekuatan dan kelemahan tentu bukanlah hal yang mudah dilakukan seorang diri. Kita bisa meminta masukan atau pendapat kepada orang-orang yang benar-benar mengenali kita seperti orang tua, teman atau orang yang kita percaya.  

Karena mereka semua adalah orang-orang yang mengetahui kinerja kita dan dapat membantu proses dalam mengarahkan tujuan karir kita. Masukan dari mereka akan membuat kita termotivasi karena dapat mengarahkan rencana dan target yang ingin dicapai tidak melenceng jauh. Saran dan masukan dari mereka juga dapat menguatkan rencana kita agar tidak salah langkah dalam mengambil pilihan.

5. Dapat meningkatkan motivasi

Membuat tujuan karir dipercaya bisa meningkatkan motivasi kerja dan bekerjapun menjadi lebih maksimal. Memiliki target yang ingin dicapai dalam kurun waktu yang sudah kita tentukan, kita menjadi lebih terarah dan termotivasi untuk mencapainya. Motivasi yang tinggi akan menghasilkan prestasi, hasil kerjapun akan lebih maksimal.

Menyusun tujuan karir memang tidak mudah. Banyak hal yang harus dipertimbangkan serta dipikirkan dengan matang agar hasilnya maksimal. Jika sudah menetapkan rencana karir dan mempersiapkan diri dengan semaksimal mungkin, tentu kita menjadi semakin termotivasi dan menjadi kompas kita kedepannya.

Continue Reading

Teknik Negosiasi Gaji untuk Freshgraduate

Mendapatkan gaji yang layak merupakan impian semua pekerja termasuk para freshgraduate. Namun sebagai lulusan baru yang masih minim pengalaman kerja, tidak mudah menjawab saat mendapatkan pertanyaan seputar gaji yang diinginkan. Tapi bukan berarti kemudian menyerah begitu saja

Yang harus kamu tahu, melakukan negosiasi dengan perekrut saat proses perekrutan sangatlah penting. Bukan hanya sekedar menentukan berapa upah yang diterima, melainkan juga berkaitan dengan profesionalitas kamu nantinya.

Melakukan negisoasi gaji saat wawancara bukanlah hal yang salah. Dilansir  dari cultivatedculture.com, orang yang menegosiasikan gajinya menerima rata-rata 25% lebih banyak dari yang mereka harapkan. Oleh karena itu melakukan negosisi gaji saat wawancara tidak bisa diremehkan atau dikesampingkan begitu saja.

Lalu bagaimana cara negosiasi gaji yang benar dan tepat untuk freshgraduate? Berikut ini tipsnya:

1. Riset

Sebelum melakukan negosiasi gaji, cobalah untuk melakukan riset terlebih dahulu. Riset ini bertujuan untuk mencari informasi berapa kisaran gaji yang akan didapatkan untuk posisi yang kamu lamar.

Lakukan juga riset lain seperti, berapa UMR atau UMP setempat, berapa rata-rata kisaran gaji untuk posisi yang kamu lamar di industri yang bebeda, berapa kira-kira pengeluaran untuk akomodasi dan transportasi harianmu, dll. Dengan berbekal riset tersebut, kamu memiliki kisaran gaji yang dapat kamu ajukan untuk menjawab pertanyaan perekrut nantinya.

2. Ukur kemampuan kamu

Setelah melakukan riset, hal selanjutnya adalah mengukur atau menilai kemampuan kamu. Dengan mengukur kemampuan, maka kamu dapat menilai seberapa layak nilai kamu untuk mendapatkan gaji yang sesuai dengan kemampuanmu. Jelaskan kepada HRD apa saja kemampuan yang kamu miliki pada saat wawancara, sehingga permintaan gaji yang kamu ajukan, valid di mata HRD.

Selain itu pikirkan dan nilai juga apakah kemampuan yang kamu miliki cocok dengan posisi dan gaji yang kamu inginkan. Jika kamu merasa mampu meyakinkan perekrut tentang pengalaman, pencapaian, dan kemampuanmu, maka kamu dapat membuka peluang untuk mendapatkan gaji yang sesuai dengan kemampuanmu.

3. Sebutkan gaji terakhir yang kamu peroleh

Apabila kamu pernah bekerja, jangan lupa untuk menyebutkan gaji terakhir yang kamu peroleh. Dengan menyebutkan gaji terakhir, maka perekrut dapat mempertimbangkan seberapa gaji yang akan diberikan untukmu. Ini bisa berarti ada kemungkinan kamu dapat memperoleh gaji yang lebih tinggi.

4. Benefit

Jika gaji yang ditawarkan masih dibawah harapanmu, jangan langsung menolaknya. Coba pertimbangkan terlebih dahulu benefit apa yang ditawarkan oleh perusahaan. Misalnya, jenjang karir yang menjanjikan, tunjangan lain yang akan kamu dapat berupa fasilitas kesehatan, cuti tambahan, uang lembur, komisi, dll.

Jika perusahaan menawarkan banyak benefit di luar gaji, kamu bisa berpikir ulang untuk melakukan negosiasi. Bekerja tidak selamanya tentang gaji atau uang. Ada hal lain yang lebih berharga, yaitu kesempatan belajar dan pengalaman yang kamu peroleh, apa lagi untuk kamu yang masih freshgraduate.

Continue Reading
1 2 3 7