Tanda Kamu Terjebak di Lingkungan Kerja yang Toxic

Lingkungan kerja yang ideal adalah tempat pekerja merasa didukung, dihargai, dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik. Namun, tidak semua tempat kerja seperti itu. Ada lingkungan kerja yang justru menjadi sumber stres, ketidakpuasan, dan ketidakbahagiaan bagi orang yang bekerja didalamnya. Entah itu karena budaya kerja, ritme kerja, beban kerja, rekan kerja, atau hal-hal lainnya. Bila mengalami hal ini bisa jadi kamu terjebak dalam lingkungan kerja yang toxic atau tidak sehat.

Lingkungan kerja yang toxic dapat membuat orang yang bekerja didalamnya tidak betah saat bekerja. Lingkungan kerja yang toxic juga dapat berdampak besar pada produktivitas dan kemajuan karir seseorang. Lalu, apa saja tanda-tanda lingkungan kerja toxic? Yuk, kita bahas satu persatu:

1. Komunikasi yang buruk

Komunikasi adalah kunci untuk setiap hubungan, termasuk hubungan kerja. Buruknya komunikasi yang terjalin antara semua orang yang bekerja didalamnya, mulai dari kurangnya transparansi, tidak ada umpan balik, komunikasi yang kurang jelas dan ketidak konsistenan, menjadi indikasi bahwa tempat kerja tersebut toxic. Contohnya, ada informasi penting namun tidak disampaikan dengan benar, tidak ada kesempatan untuk memberikan masukan atau ide, dll. Jika hal ini terjadi terus menerus dapat menyebabkan kebingungan, frustasi, dan kesalahpahaman yang berkepanjangan.

2. Budaya kerja yang tidak sehat  

Adanya budaya kerja yang tidak sehat. Termasuk diantaranya, persaingan yang tidak sehat, keberpihakan terhadap salah satu orang, kurangnya profesionalisme, dan lain sebagainya. Ini semua termasuk kedalam budaya kerja yang tidak sehat. Jika menemukan hal ini, kita wajib waspada dan jangan ragu untuk melaporkan kepada atasan atau manajemen perusahaan. Namun, jika atasan membiarkannya dan malah memihak pada salah satu orang saja tanpa pertimbangan yang objektif bisa disimpulkan bahwa hal ini menjadi tanda lingkungan kerja yang kurang sehat.

3. Manajemen yang buruk

Manajemen yang buruk seringkali menjadi sumber utama lingkungan kerja toxic. Atasan atau manajemen yang otoriter, tidak mau menerima kritikan, diktator, tidak suportif, dan diskriminasi perlu diwaspadai karena mereka biasanya selalu merasa benar dan tidak mau menerima masukan. Mereka juga tidak peduli terhadap kesejahteraan karyawan dan sering membuat keputusan sepihak tanpa mempertimbangkan dampaknya. Apabila kondisi ini dibiarkan karyawan cenderung sulit untuk mengembangkan diri.

4. Tidak ada pengembangan karir

Lingkungan kerja yang ideal biasanya menyediakan kesempatan bagi karyawan untuk tumbuh dan berkembang. Manajemen mendukung dan memfasilitasi karyawannya untuk memperluas keahlian, pengalaman, dan jaringan kerja. Namun, jika di tempat bekerja tidak memberikan fasilitas ini, ada kemungkinan ini mengindikasikan lingkungan kerja yang tidak sehat.

Kurangnya prospek untuk mengembangkan karir dapat menyebabkan menurunnya motivasi. Karyawan pun akan merasa bahwa kerja kerasnya tidak dihargai. Tanpa ada pelatihan atau pengembangan karir bisa berarti perusahaan tidak memikirkan karyawanya.

5. Beban kerja

Beban kerja yang berlebihan adalah tanda lain dari lingkungan kerja toxic. Karyawan yang terus-menerus diberikan tugas yang terlalu banyak tanpa dukungan atau sumber daya yang memadai, lama-kelamaan pasti merasa kewalahan dan kelelahan. Jika manajemen abai dan tidak peka terhadap kapasitas karyawannya dan bahkan terus menerus menambah beban kerja tanpa mempertimbangkan karyawannya, ini bisa menjadi tanda perusahaan hanya memikirkan kepentingannya saja. Bisa jadi tanda lingkungan yang toxic, dapat menyebabkan karyawan tersebut merasa tertekan, dan dapat menyebabkan mereka merasa stres dan burnout yang nantinya akan berdampak pada menurunnya kualitas kerja.

6. Turn over yang tinggi

Turnover karyawan merupakan penurunan jumlah karyawan yang meninggalkan perusahaan dalam periode tertentu. Satu indikator lingkungan kerja toxic adalah tingginya turnover. Jika banyak karyawan yang meninggalkan perusahaan dalam waktu singkat, ini indikasi bahwa ada masalah serius dalam budaya kerja atau manajemen perusahaan tersebut. Karyawan tidak bahagia atau tertekan dalam pekerjaannya, cenderung mencari pekerjaan lain yang lebih memuaskan. Untuk itu, perusahaan perlu memperhatikan ekosistem kerja di dalamnya, agar tidak mempengaruhi reputasi perusahaan.

Demikian beberapa tanda dari lingkungan kerja yang toxic. Jika di tempat kerjamu menemukan beberapa tanda ini sebaiknya mulai mempertimbangkan masa depan di kantor tersebut.  Tidak selamanya kita mampu menghadapi lingkungan kerja yang tidak sehat ini, justru dapat mempengaruhi kesehatan fisik maupun mental kita.

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *